"Bersikap Adil Kepada SPI" Oleh Fajar Shodiq

Fajar Shodiq, (Istimewa).
Oleh Fajar Shodiq
MALANGRAYANEWS - AKHIR-AKHIR INI, berbagai kasus dugaan pelecehan seksual menyeruak di media massa dan menyita perhatian publik. Begitu pula kasus serupa yang diduga terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Selamat Pagi Indonesia (SPI), Kota Batu, Jawa Timur.
Dalam kasus ini, terdakwa JE yang merupakan Ketua Yayasan Sekolah (SPI) didakwa mencabuli salah satu siswi yang pernah bersekolah sekaligus tinggal di asrama sekolah. Walaupun, janggalnya: laporan polisi baru dibuat oleh sang pelapor setelah 12 tahun pasca terjadinya peristiwa yang dituduhkan.
Salah satu yang membuat perhatian publik terhadap kasus ini tinggi adalah munculnya pernyataan dari sebuah LSM perlindungan anak bahwa korban kasus tersebut berjumlah sekitar dua ratus orang.
Sayangnya, klaim tersebut tak pernah dibuktikan secara hukum. Yang tampil sebagai penggugat di pengadilan ya hanya pelapor berisial SDS itu. Lainnya entah kemana. Sayangnya, berbagai mitos “horor” menyangkut SPI itu hingga kini tak pernah ditelusuri kebenarannya secara serius oleh media dan publik.
Media sepertinya lebih tertarik untuk menari di atas gendang penderitaan murid, guru, dan pengelola SMA SPI. Reputasi sebagai sekolah yang sarat prestasi membanggakan -bukan hanya secara nasional tapi internasional- itu pun kini seperti dihancurkan berkeping-keping dengan segudang informasi yang masih berbau “tuduhan”, “dugaan”, dan “katanya”. Betapa jahatnya.
Proses pengungkapan kasus JE sendiri pada akhirnya terlalu penuh dengan dramatisasi. Dalam salah satu momen sidang di pengadilan, seorang pengusaha nasional yang tak memiliki rekam jejak mengurus isu pendidikan -hanya secara kebetulan menjadi pengurus sebuah ormas keagamaan besar- tiba-tiba datang berorasi dan merangkul saksi korban.
Read more info ""Bersikap Adil Kepada SPI" Oleh Fajar Shodiq" on the next page :
Editor :Puspita