Sheren Pawitandirogo, Oleh: Dahlan Iskan

Pelapor Juianto SSD, J dan sejumlah alumni SPI Kota Batu, saat menggelar aksi demo sembari berjoget dengan membentangkan poster, banner, dan pamflet bertuliskan seruan menolak kekerasan seksual menjelang sidang tuntutan JE di depan PN Malang, pada Ra
Saya lebih tertarik pada sosok ini: Risna Amalia. Dia ibu asrama saat Sheren masih sekolah SMA di Selamat Pagi Indonesia (SPI) Batu, dekat Malang. Sejak Sheren naik ke kelas dua.
Risna tinggal di asrama itu. Bersama suami dan anaknya. Kamar yang ditempati Risna di depan persis kamar Sheren. Di lantai 1 asrama itu.
Luas kamar itu 4 x 4 meter. Diisi oleh empat siswi. Ada dua tempat tidur tingkat di kamar itu. Sheren di bawah. Kamar mandi di luar kamar.
Tahun-tahun itu baru ada satu asrama: tiga lantai. Lantai 1 dan 3 untuk putri. Lantai 2 untuk putra.
Untuk menuju kamar-kamar tersebut ada lorong berpintu. Yang naik ke lantai 2 atau lantai 3 tidak bisa masuk lorong tersebut: dikunci. Terutama setelah jam 22.00 WIB.
Risna menjadi ibu asrama sejak sekolah itu belum dibuka. Risna sarjana matematika lulusan Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Dia arek Malang. Sekolah Dasar, Tsanawiyah, dan Aliyah-nya pun di Malang.
Di SPI Batu, Risna juga mengajar: mata pelajaran matematika. Sebagai guru dan ibu asrama Risna mengenal sangat baik Sheren. Pun sampai orang tuanyi. Ibunda Sheren sering menelepon Risna. Zaman Sheren masih siswa SMA di SPI. Sang ibu sering menanyakan soal anaknya.
Suatu saat, sang Ibu menelepon Risna. Yakni beberapa bulan setelah Sheren lulus SMA. Sang Ibu marah-marah. Setengah komplain: gara-gara sekolah di SPI, Sheren pindah agama, masuk Katolik.
Sang Ibu mengatakan, kata Risna, akan ke Batu. Akan menarik Sheren pulang ke Madiun.
Risna menjelaskan bahwa Sheren sudah bukan siswa lagi. Sudah lulus. Agar sang Ibu berhubungan langsung dengan anaknys sendiri.
Itulah telepon terakhir sang Ibu kepada Risna. Isi telepon itu dia ceritakan ke Sheren. "Sheren memutuskan untuk pulang ke Madiun menemui ibunyia," ujar Risna menirukan reaksi Sheren.
Risna tidak tau apa yang menyebabkan Sheren pindah agama. Setahu Risna, sampai tamat SMA, Sheren masih Islam. Masih ikut salat berjamaah yang diwajibkan di asrama itu. Ada musala di lantai dua asrama.
Siswa yang Kristen dan Katolik juga wajib ke gereja di hari Minggu. Yang Budha dan Hindu juga ibadah di luar.
Read more info "Sheren Pawitandirogo, Oleh: Dahlan Iskan" on the next page :
Editor :Puspita