MPC PP Kota Batu Gelar Aksi Solidaritas Tuntut Penyelesaian Sampah

Ketua MPC PP Kota Batu H. Endro Wahyu Wijoyono, S.Kom saat tengah diwawancarai awak media.
SIGAPNEWS.CO.ID | BATU - Beberapa bulan belakangan ini, masyarakat Kota Batu dipusingkan dengan persoalan sampah, dimana pemerintahan Kota Batu menghentikan Pengolahan sampah di TPA Tlekung, dikarenakan terjadi persoalan dengan warga sekitar TPA yang sampai dengan saat ini belum tak kunjung ada titik temu.
Yang akhirnya, pemerintah mengambil kebijakan untuk pengolahan sampah di Kota Batu, diserahkan ke masing-masing desa dan keluaran.
"Ini terkesan pemerintah lepas tanggung jawab. Pemerintah tidak berupaya mencari solusi lain terkait lokasi TPA lain. Lalu bagaimana dengan pembelian alat pengolahan sampah yang telah dibeli oleh pemerintah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bila TPA Tlekung tidak beroperasi? Tentunya pembelian alat tersebut perlu dilakukan audit untuk keberadaanya," tegas Ketua MPC PP Kota Batu H. Endro Wahyu Wijoyono, S.Kom saat diwawancarai awak media di Balaikota Among Tani, Pemkot Batu, pada Senin (8/1/2024).
Pihaknya menuntut, agar Pemerintah Kota Batu lebih memperhatikan kearifan lokal terutama dalam menentukan setiap kebijakan yang dibuat.
"Ya, kami menuntut kepada Pemerintah Kota Batu untuk lebih memperhatikan dan berpihak kepada kearifan lokal masyarakat Kota Batu, dalam menentukan Kebijakannya," ujar Abah Endro sapaan akrabnya.
Menurutnya, tentunya sangatlah ironis sekali bila Pemerintahan Kota Batu sampai saat ini dalam kebijakan pemerintahannya sangatlah jauh dari kata berpihak kepada masyarakat Kota Batu, terutama dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama kepada masyarakat kecil, seperti pelaku usaha kecil, petani dan lainnya.
"Sebab dalam kenyataannya Pemerintahan Kota Batu hanya mengejar sebuah prestise penghargaan simbolik yang sering diterima ataupun digaungkan, menjadi sebuah pencitraan semata. Realitanya masyarakat kecil, pelaku usaha kecil dan petani masihlah sangat kesulitan di berbakai sektor. Masyarakat Kecil masih dihadapkan dengan rumitnya birokrasi yang dijalankan Pemerintahan Kota Batu, tapi bila masyarakat kalangan atas, maka sangatlah mudah dan cepat urusan birokrasinya," ungkap Abah Endro.
Dikuinya, bahwa untuk pelaku usaha kecil semakin tepuruk dan terkesan berjuang sendiri tanpa adanya keberpihakan Pemerintah Kota Batu terhadap UMKM, dan petani secara konkret. Pemerintah akan mengklaim UMKM, UKM dan petani yang berhasil menembus regional maupun nasional.
Diuraikan Abah Endro kembali, jika pemerintah baru mau merangkul dan akhirnya mengklaim menjadi binaan Pemerintah Kota Batu. Karena nantinya akan dijadikan bahan materi menuju prestise penghargaan. Para petani juga mengalami polemik dan persoalan klasik, yang semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah selaku pemangku kebijakan. Sulit dan mahalnya mendapatkan pupuk bagi petani, sulitnya pemasaran dari hasil pertanian bila mengalami panen raya, belum lagi masuknya hasil pertanian dari luar kota yang masuk ke Kota Batu.
"Oleh karena itu, kami mendesak Pemerintahan Kota Batu untuk lebih care dan peduli terhadap hasil kearifan lokal dan segera membuat Perda tentang hasil kearifan lokal yang meliputi UMKM, UKM dan pertanian yang nantinya dapat diperioritaskan pemasarannya ke seluruh hotel, tempat usaha, kantor-kantor pemerintah dan swasta. Dengan kata lain, proteksi terhadap pelaku usaha kecil dan petani diberikan ruang yang lebih luas," papar Abah Endro.
Read more info "MPC PP Kota Batu Gelar Aksi Solidaritas Tuntut Penyelesaian Sampah" on the next page :
Editor :Puspita