MPC PP Kota Batu Gelar Aksi Solidaritas Tuntut Penyelesaian Sampah

Ketua MPC PP Kota Batu H. Endro Wahyu Wijoyono, S.Kom saat tengah diwawancarai awak media.
Tuntut Kejelasan, Kepastian dan Tindakan Cepat dalam Mengatasi Permasalahan Sampah di Kota Batu
Aksi solidaritas itu juga diikuti oleh Jukir se-Kota Batu, pedagang Pasar Pagi Kota Batu, tokoh masyarakat Kota Batu, penggiat sosial media Kota Batu, masyarakat umum (masyarakat Kota Batu).
Terdapat tiga point tuntutan yang disampaikan saat unjuk rasa meliputi kebijakan Pemkot Batu yang belum berpihak kepada kearifan lokal. Kedua terkait penanganan sampah yang belum sepenuhnya tuntas. Ketiga mengenai pedagang Pasar Pagi yang masih berada di tempat relokasi Stadion Brantas.
Salah seorang tokoh masyarakat Kota Batu yang juga anggota MPC PP Kota Batu Gaib Sampurno saat berorasi menyampaikan, bahwasanya hingga kini para pedagang itu belum mendapatkan kejelasan terkait penempatan. Sekalipun Pasar Induk Among Tani sudah beroperasi sejak Oktober lalu dan diresmikan pada Desember lalu oleh Presiden RI, Joko Widodo.
"Banyak sampah berceceran di jalan-jalan, Pemerintah Kota Batu tidak dapat memberikan solusi terkait dengan penanganan dan penyelesaian sampah, malah memberikan sanksi tipiring kepada masyarakatnya sendiri. Kami minta kepada Pj. Wali Kota Batu, Kadis LH dan Kadiskoperindag untuk mundur dari jabatannya, kalau tidak sanggup menata Kota Batu mending mundur,” tegas Cak Gaib sapaan akrabnya, saat tengah berorasi di halaman Balai Kota Among Tani, Pemkot Batu.
Menurutnya, sangat bertolak belakang dan sangat timpang tindih dengan sejumlah penghargaan yang diterima telah oleh Pemkot Batu. Kakek dua cucu ini menilai, jika Pemkot Batu hanya mengejar sebuah prestise penghargaan simbolik sebagai pencitraan semata.
"Persoalan sampah ini sangat penting sekali untuk segera diselesaikan, sebab tata kelola sampah masih meninggalkan problem. Pemkot Batu juga terkesan gagap mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di sudut-sudut kota lantaran ditutupnya TPA Tlekung. Hingga ujungnya, pengelolaan sampah diserahkan kepada pemdes/kelurahan, agar mengelola sampahnya secara mandiri melalui TPS3R. Hal itu mencerminkan Pemkot Batu melepas tanggung jawabnya, belum lagi memberikan sanksi tipiring tanpa memberikan solusi kepada masyarakatnya," papar Cak Gaib.
Ayah dua anak ini lebih lanjut mengatakan, bahwa sampah Kota Batu tidak serta merta bersumber dari limbah domestik rumah tangga saja, karena juga ada dari sebagai lan daerah wisata seperti sampah yang bersumber dari perhotelan.
"Pemkot Batu harus melakukan langkah komprehensif. Jadi, jangan melimpahkan tanggung jawab dan memanipulasi pemdes/kelurahan. Kalau tidak bisa menyelesaikan persoalan sampah lebih baik mundur," tandas Gaib Sampurno.
Read more info "MPC PP Kota Batu Gelar Aksi Solidaritas Tuntut Penyelesaian Sampah" on the next page :
Editor :Puspita