Suciwati Pertanyakan Soal Museum HAM Omah Munir yang Dinilai Mangkrak

Pengelola Yayasan Museum HAM Omah Munir Suciwati, yang juga istri dari mendiang Aktivis Pejuang HAM Munir Said Thalib.
Sejumlah kasus pelanggaran HAM yang pernah dia tangani antara lain: kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta pada 1997 dan 1998, kasus Tanjung Priok 1984 - 1998 dan penembakan mahasiswa dalam tragedi Semanggi I dan Semanggi II.
2. Keluarga
Munir Said Thalib meninggal dunia dengana meninggalkan seorang istri bernama Suciwati yang dia nikahi pada tahun 1996. Dari pernikahan tersebut, Munir dikaruniai dua orang anak.
Sepeninggal Munir, Suciwati terus berjuang menuntut pemerintah agar mengungkap aktor intelektual pembunuh sang suami.
3. Pendidikan
Munir menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Kota Batu. Dia kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Batu, dan SMAN 1 Batu. Selepas SMA, Munir kuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang. Semasa kuliah, Munir sudah aktif dalam kegiatan organisasi dengan bergabung menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
4. Karier
Semasa kuliah dan setelah menyelesaian S1 di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Munir menghabiskan waktunya untuk penegakan HAM. Pada 1996 dia bersama sejumlah aktivis HAM mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang kian melambungkan namanya.
Dia juga mendirikan Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia, Imparsial. Kiprahnya terhenti pada 7 September 2004. Dalam penerbangan ke Belanda untuk melanjutkan studi S2, Munir meninggal dunia karena diracun.
5. Kasus Pembunuhan yang Tak Terungkap
Munir banyak memberikan pendampingan pada kasus-kasus pelanggaran HAM. Seperti Kasus tewasnya aktivis buruh Marsinah pada 1993, kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta pada 1997 dan 1998, kasus Tanjung Priok 1984 - 1998 dan penembakan mahasiswa dalam tragedi Semanggi I dan Semanggi II.
Namun penyelesaian kasus Munir yang terjadi sejak 7 September 2004 hingga kini belum sepenuhnya terungkap. Suciwati Istri Munir dan sejumlah aktivis HAM tak lelah berjuang, menuntut pemerintah agar mengungkap sosok aktor intelektual di balik tewasnya sang aktivis pejuang HAM itu.
6. Museum Perjuangan
Museum HAM Munir didirikan di Kota Batu, untuk mengenang perjuangan sang aktivis. Pemerintah Provinsi Jawa Timur diketahui telah menganggarkan dana Rp 10 miliar untuk pembangunan museum. Peletakan batu pertama dilakukan bertepatan dengan hari kelahiran Munir.
Read more info "Suciwati Pertanyakan Soal Museum HAM Omah Munir yang Dinilai Mangkrak " on the next page :
Editor :Puspita