Pendidikan Untuk Bangsaku Oleh: Drs. Mulyono

Drs. Mulyono, jurnalis senior Malang Raya yang juga Praktisi Akademisi.
Dan endingnya ketika out-put satuan pendidikan kualitasnya mengalami kemerosotan yang disorot adalah sekolah penyelenggara.
Terus terang bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil pasti akan kelojotan ketika ada perubahan kurikulum.
Maklum, mereka sarana prasarananya kan sangat terbatas.
Apakah untuk sekolah-sekolah seperti itu ada pengecualian...? tidak ada sama sekali. Akan tetapi mereka tetap berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengikuti kebijakan pemerintah. Itulah style pendidikan di Indonesia.
Hilangnya sistem evaluasi belajar tahap akhir bagi siswa, dulu yang disebut dengan Ujian Negara, kemudian berubah nama menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir, lantas berubah lagi menjadi Ujian Nasional, kemudian sekarang dihilangkan dengan segala argumentasi, itu jelas menurunkan kualitas dan daya saing siswa ketika lulus.
Kalau dulu setiap sekolah pusing memikirkan siswanya yang tidak lulus, atau pusing karena nilai komulatif lulusannya rendah, dimana semua itu akan bermuara pada jatuhnya pamor dan prestise sekolah, sekarang sudah tidak lagi, karena aturannya saat ini sudah tidak diadakan Ujian Nasional.
Sekolah boleh menentukan sendiri siswanya lulus atau tidak lulus...!!
Ya jelas secara umum banyak yang meluluskan siswanya 100 persen, alih-alih menghindari resiko disebut sekolah kurang bermutu...!!
Ada memang, sekolah yang masih bertahan pada kualitas, dan berani menanggung kondite ketika terpaksa ada siswa yang tidak lulus. Tetapi biasanya ini sekolah yang sudah mapan, sudah menjadi langganan anak-anak orang berduit yang memang mencarikan sekolah bermutu bagi anaknya, tetapi sekolah seperti ini sangat langka.
Andaikan banyak sekolah secara nasional mengalami degradasi kualitas, akibatnya tentu akan banyak yang sulit masuk Perguruan Tinggi atau sulit diterima kerja di Dunia Kerja.
Akibatnya angka pengangguran melonjak !
Lantas, siapa yang disalahkan? Sekolah, Orangtua, ataukah masyarakat?
Beribu argumen untuk bisa menjawab itu semua.
Akhirnya kita hanya bisa berharap agar generasi penerus bangsa ini semakin cerdas, berkarakter, mumpuni dibidang skill, dan pada akhirnya bangsa kita kedepan menjadi bangsa Indonesia yang diperhitungkan ditingkat regional bahkan internasional.
Semoga...!!
Selamat Hari Pendidikan Nasional, sahabatku semua yang menginjakkan ilmunya.
Jadilah penyemai ilmu pengetahuan sejati, jangan pernah lelah untuk berbagi ilmu, pengetahuan dan skill, karena setiap orang adalah pendidik, dan pendidik adalah Khalifah Tuhan yang dimuliakan karena jasa keilmuannya.
Life Long Education...!!
Catatan Redaksi: Drs. Mulyono adalah jurnalis senior Malang Raya yang juga Praktisi Akademisi.
Read more info "Pendidikan Untuk Bangsaku Oleh: Drs. Mulyono" on the next page :
Editor :Puspita