Bertajuk Journalism Dalam Bayang-Bayang Artificial Intelligence, IWO Malang Raya Gelar FGD

IWO Malang Raya saat sesi foto bersama, usai menggelar FGD Sharing Knowledge bertajuk Journalism Dalam Bayang-Bayang Artificial Intellligence.
"Pekerjaan kita, dunia jurnalistik harus didesain ulang metodenya agar bisa bertahan. Semua tantangan pasti ada peluangnya," sambungnya.
Diakuinya, jika perkembangan teknologi Artificial Intelligence di Indonesia perlu mendapat perhatian guna mengenali risiko, penyadaran akan risiko dan perencanaan penanggulangan dampak negatif ke depan.
Chris, bahkan menilai pemerintah perlu merumuskan regulasi sebagai respons atas transformasi AI yang semakin massif, sekaligus menjadi pedoman bagi para jurnalis dan pemilik media.
"Karena regulasi di Indonesia masih minim ketimbang negara lainnya seperti Australia, yang lebih dulu menerapkan regulasi terkait pemanfaatan AI," tegasnya.
Sementara itu, Ketua IWO Malang Raya Rudi Harianto, C.ST MI mengatakan, bahwa IWO sengaja menghadirkan narasumber yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya.
"Karena itulah, forum ini sangat penting sebagai sarana peningkatan kreatifitas dan kapasitas para jurnalis yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Online (IWO) Malang Raya," ungkap Idur sapaan akrabnya.
Wartawan kompetensi muda ini juga berkeyakinan, bahwa penguatan sumber daya manusia mutlak diperlukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada.
"Kita harus update dan upgrade, tujuannya agar mempunyai karya jurnalistik untuk pemilik media siber dan untuk wartawannya. Hal itu karena pemanfaatan kecerdasan buatan kian menggejala di segala sektor. Saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Pak Chris yang merupakan Pembina IWO Malang Raya. Bahwa di Indonesia, dibutuhkan regulasi yang spesifik tentang bagaimana mengatur penggunaan teknologi kecerdasan buatan tersebut," tandasnya.
Read more info "Bertajuk Journalism Dalam Bayang-Bayang Artificial Intelligence, IWO Malang Raya Gelar FGD" on the next page :