Beberkan Kasus Pelecehan SPI Rekayasa dan Setingan, Rudi S Kamri: Jika Itu Benar, Saya Akan Kejar

Tangkapan layar channel youtube podcast KAB TV.
“Saya diajak keluar dari SPI oleh mereka, karena mereka ada yang menawari dana untuk buat perusahaan dan disediakan tempat tinggal. Di Bali itu ada beberapa rumah. Di sana kami memproduksi konten-konten yang menyudutkan Julianto dan menyebarkannya ke publik lewat medsos. Belakangan mereka juga membuka posko
baru di Bekasi,” beber Vincent.
“Kenapa saya direkrut SDS, karena saya punya kemampuan di bidang IT. Dia mau buka usaha, production house. Tapi waktu itu ketika SDS dan RB ini mengajak, saya menolak karena saya sudah punya klien sendiri,” lanjutnya membeberkan.
Masih kata Vincent, jika ini semua bermula dari September 2020 dimana beberapa kali SDS, dan juga IW mengajak meeting beberapa tim. Mereka alumni yang bekerja di SPI.
"Setahu saya, IW sendiri keluar di 2020 akhir, RB dan SDS keluar awal 2021. Mereka kemudian mengundang yang lain, megajak meeting beberapa tim di kompleks SPI. Jadi, selama mereka di SPI sudah merencanakan untuk membuat perusahaan sendiri. Mereka mengajak yang lain untuk berusaha di luar, katanya sudah ada yang menanggung, termasuk tempat tinggal. Akhirnya timnya ada yang ikut keluar, ikut SDS, RB dan IW. Desember 2020 dan Januari 2021 mereka ‘resign’ (keluar) bergiliran dalam waktu yang berdekatan. Bulan April 2021 saya keluar, karena memang sudah ada ‘plan’ (rencana) untuk ‘resign’. Sebelum mereka keluar, sudah ada rencana (untuk menghancurkan Julianto dan SPI),” paparnya.
Ditanya apakah siap dikonfrotasi dengan mereka yang mengaku korban, secara tegas Vincent menyatakan siap. “saya siap,” ujarnya dengan tegas, menunjukkan ekspresi wajah tanpa beban.
Read more info "Beberkan Kasus Pelecehan SPI Rekayasa dan Setingan, Rudi S Kamri: Jika Itu Benar, Saya Akan Kejar" on the next page :
Editor :Puspita