Masyarakat Pendem Desa Jatisari Mengeluh, Air Bersih Tidak Mengalir ke Rumahnya

Kepala Desa Babadan saat di temui LSM SGI untuk membahas masalah sumber mata air
MALANGRAYANEWS | MALANG - Masyarakat dusun Pendem Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji mengeluh karena air bersih dari Desa Babadan yang di bentuk swadaya masyarakat Air Minum tidak mengalir ke rumah warga, sehingga masyarakat kesulitan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) serta memasak di dapur, Kamis (16/02/2023).
Hal tersebut itu dikatakan salah satu warga Jl. Jokodayo Rt 21 Rw 07 Pendem Desa Jatisari kepada awak media pada Senin, (13/02).
"Sudah tiga bulan lebih, air disiang hari tak mengalir jika malam hari mengalir tapi kecil, dan itupun tidak mengalir ke rumah warga.
Kami mendapatkan air hanya malam itu aja mas. Kami sangat berharap semoga air mengalir seperti yang lain, kalau seperti ini kan jelas ketua panitia tak adil, " ujar salah seorang warga yang namanya enggan disebutkan.
Di dusun yang sama tim media juga mencoba untuk menelusuri ke warga yang lain. Tim menemui warga yang bernama Warimun, dirinya mengeluh tentang air minum yang mengalir dari tetangga sebelah desa Babatan, dikatakannya bahwa selama ini mendapat air jika waktu malam saja, dan debit airnya terkesan kecil, apabila siang hari air tak mengalir.
"Kami berharap panitia yang mengurusi air tersebut, supaya air bisa segera mengalir ke rumah kami. Jangan dibiarkan air mati terus," harapnya.
Dirinya juga mengaku bingung, sebab di beberapa warga yang lain mengalir lancar mengalir, tetapi di tempatnya air tidak hidup, itulah yang menjadi keluhan para warga.
"Karena kami harus membeli air galon untuk memasak, kalau tidak harus mengambil air bersih ke sungai yang jaraknya jauh dari pemukiman untuk MCK, " pungkasnya.
Tim juga sempat menemui Kepala Desa Jatisari, disela kesibukannya beliau hanya mengatakan dalam waktu dekat akan segera dimusyawarahkan agar di desa Jatisari semua masyarakat bisa mendapatkan air bersih.
Sebelumnya, keluhan mengenai air beraih ini sudah dieluhkan selama dua tahun oleh Warga Pendem, Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kab.Malang. Bukan tanpa alasan, pasalnya untuk biaya pasang meteran , mereka harus membayar biaya cukup mahal, yakni 570 ribu. Tak ayal warga pun merasa keberatan tentang biaya pasang meteran, karena penghasilan mereka sebagai buruh tani hanya 50 ribu per hari.
Selama air tak mengalir, mereka sering mandi memakai air hujan, karena air hanya mengalir ketika malam saja. Beberapa warga juga mengatakan bahwa dulu sebelum memasang meteran air mengalir lancar siang dan malam. Namun setelah ada pengurus air, dikatakan oleh warga air sering tidak mengalir.
Warga pun sudah mengadu ke panitia hipam, namun belum juga ada respon hingga saat ini dan juga sudah mengadu ke pihak desa, namun juga sama belum mendapatkan respon. Warga berharap segera ada tindakan yang tepat, mengingat air merupakan kebutuhan pokok bagi warga yang harus terpenuhi.
Sementara itu, Koko Ramadhan S. Sos selaku Pendamping Hukum warga Dusun Pendem mengatakan, "Sejauh ini kepala desa tidak beretikat baik, kita sudah dua kali datang ke kantor desa tidak bertemu dan datang kerumah pun tidak bertemu. Dan statment dari perangkat desa menyatakan bahwa desa Jatisari sudah memiliki kerjasama atau kesepakatan bersama tentang pengelolaan air dengan pihak pemerintah Desa Babadan. Ketika kita cek and recheck ke lapangan, belum ditemukan atau tidak ditemukan surat kesepakatan bersama. Disisi lain, Pemerintah Desa Babadan juga menyatakan bahwa tidak ada surat kesepakatan bersama," terangnya.(Bersambung)
Editor :Puspita