Hari Buruh 1 Mei, Oleh: Drs. Mulyono

Drs. Mulyono, Jurnalis senior Malang Raya yang juga Praktisi Akademisi.
Kemudian beberap tahun kemudian aksi kaum buruh dibungkam oleh pemerintah Hindia Belanda.
Baru pada pemerintahan Pak SBY Hari Buruh dirayakan lagi di Indonesia, sampai sekarang.
Bagi saya kebangkitan buruh internasional itu seingat saya terjadi ketika Serikat Buruh di Polandia bergolak dalam kapasitas yang sangat besar dan intens.
Mungkin di tahun 80an lah, yang jelas semua media elektronik menyiarkan bagaimana Lech Wallesa menggerakkan jutaan buruh di Kota Gdansk, Polandia untuk menuntut eksistensi butuh ditengah industrialisasi yang marak di negara Eropa Timur itu.
Mereka dieksploitasi tenaga dan pikirannya, tetapi eksistensi dan hak asasinya terinjak-injak oleh kaum kapitalis dan pemegang mayoritas saham perusahaan besar...!!
Itu yang saya catat, tentang pergolakan
*Buruh* terbesar dalam memori ingatan saya sampai sekarang. Menurut saya, kita Gdansk di Polandia adalah kota dimana pada era industrialisasi modern yang menjadi saksi gerakan kaum buruh menuntut eksistensi dan hak azasi mereka sebagai pekerja.
Tuntutan kaum buruh sesungguhnya sangat realistis, sangat azasi dan manusiawi, antara lain adalah...
# Upah pekerja yang layak, sesuai dengan upah minimal (di kotanya).
# Jam kerja yang rasional dengan kompensasi kelebihan jam kerja (overtime).
# Cuti hamil (yang waktunya sesuai harkatnya sebagai kaum ibu).
Buruh...diperlukan tetapi sesama manusia memandangnya dengan sebelah mata.
Sedangkan Tuhan memandang *semua manusia* dengan penuh Kasih dan Sayang.
Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang...(_pernahkah panjenengan mengucapkan lafadz ini dengan penuh kesadaran dan ketawadlu'an nurani_...?)
Salam sehat...
Catatan Redaksi: Drs. Mulyono adalah seorang jurnalis senior Malang Raya yang juga Praktisi Akademisi.
Read more info "Hari Buruh 1 Mei, Oleh: Drs. Mulyono" on the next page :
Editor :Puspita