Warga Pendem Mengeluh, Air Bersih Tak Mengalir ke Rumahnya Lantaran Ada Pembentukan Panitia Baru

Tim media ketika berkunjung ke Kantor Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang
MALANGRAYANEWS | MALANG - Masyarakat Pendem Desa Jatisari Mengeluh, air bersih tak dapat mengalir ke rumahnya lantaran ada pembentukan panitia baru. Akibatnya masyarakat dusun Pendem Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji mengeluh karena air bersih dari Desa Sumbersuko yang di bentuk Swadaya masyarakat Air Minum tidak mengalir ke rumah warga, sehingga masyarakat kesulitan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) serta memasak di dapur, Rabu (01/03/2023).
Hal tersebut itu dikatakan salah satu warga Pendem tengah Rt 19 Rw 06 Pendem Desa Jatisari kepada awak media, yang namanya tak mau disebutkan.
"Sudah kurang lebih 4 (empat) hari, 4 (empat) malam, tak mengalir sama sekali ke rumah kami mendapatkan air jika ada hujan itu aja mas. Kami sangat berharap semoga air mengalir seperti yang lain, kalau seperti ini kan jelas ketua panitia tak adil, " ujarnya.
Hal senada diungkapkan Muji, yang sudah membayar 250 ribu (dua ratus lima puluh ribu), uang tersebut dapat dari bantuan langsung tunai (BLT) yang seharusnya untuk keperluan dapur namun karena ingin air mengalir maka uang itu, buat daftar sampai detik ini juga belum mengalir.
Sementara itu, di dusun yang sama tim media juga mencoba untuk menelusuri ke warga yang lain. Tim menemui warga yang bernama SRIWAYATI, NARTI, WARIMUN, MATTAIP, JAMI, YANTI, SUGIANTO, dan lainnya, dirinya mengeluh tentang air minum yang mengalir dari tetangga sebelah desa Sumbersuko, dikatakannya bahwa be-berapa hari ini mendapat air jika hujan saja.
"Kami berharap panitia yang mengurusi air tersebut, supaya air bisa segera mengalir ke rumah kami. Jangan dibiarkan air mati terus," harapnya.
Dirinya juga mengaku bingung, sebab di beberapa warga yang lain mengalir lancar mengalir, tetapi di tempatnya air tidak hidup, itulah yang menjadi keluhan para warga.
"Karena kami harus membeli air galon untuk memasak, kalau tidak harus menunggu air hujan untuk MCK, " pungkasnya.
Sebelumnya, keluhan mengenai air bersih ini sudah dikeluhkan selama dua tahun oleh Warga Pendem, Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kab.Malang. Bukan tanpa alasan, pasalnya untuk biaya pasang meteran , mereka harus membayar biaya cukup mahal, yakni 570 ribu. Tak ayal warga pun merasa keberatan tentang biaya pasang meteran, karena penghasilan mereka sebagai buruh tani hanya 50 ribu per hari.
Selama air tak mengalir, mereka sering mandi memakai air hujan, karena air tak mengalir. Beberapa warga juga mengatakan bahwa dulu sebelum memasang meteran air mengalir lancar siang dan malam. Namun setelah ada pengurus air, dikatakan oleh warga air sering tidak mengalir.
Warga pun sudah mengadu ke panitia hipam, namun belum juga ada respon hingga saat ini dan juga sudah mengadu ke pihak desa, namun juga sama belum mendapatkan respon. Warga berharap segera ada tindakan yang tepat, mengingat air merupakan kebutuhan pokok bagi warga yang harus terpenuhi.
Selanjutnya awak media mencoba menghubungi melalui telepon WhatsApp pihak pendamping hukum warga, KOKO RAMADHAN, orangnya yang murah senyum dan supel bergaul dikalangan masyarakat ini menyampaikan, "Sumber air tersebut dari desa Sumbersuko, namun pemilik bertempat tinggal di desa babatan air tersebut diberikan untuk mengaliri ke tempat ibadah masjid atau musholla dan juga warga yang membutuhkan, tapi kenyataannya air tersebut dijual, " ujarnya.
"Temuan ini terungkap saat tim kami LSM Satya Galang Indonesia (SGI) menelusuri ke be-berapa tempat, " lanjutnya.
Editor :Puspita