Buntut Air Tak Mengalir, Kades Jatisari akan Pertemukan Pengurus Air yang Lama Dengan yang Baru

Tim media ketika berkunjung ke Kantor Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang
MALANGRAYANEWS | MALANG - Buntut polemik perkara air yang tak mengalir di Dusun Pendem, Desa Jatisari, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Kepala Desa Jatisari akan mempertemukan pengurus air yang lama dengan pengurus air yang baru agar dapat dimusyawarahkan.
"Tinggal menunggu waktu yang longgar atau yang kiranya tidak sibuk, karena sampai hari ini kurang lebih 1 bulan warga Desa Pendem belum bertemu dengan pengurus lama dan pengurus yang baru, " ujar Mansur selaku kepala Desa Jatisari kepada awak media, Rabu (01/03/2023).
Dampak dari air yang tidak mengalir mengharuskan warga Dusun Pendem harus menunggu air hujan untuk kebutuhan sehari-hari, baik itu minum, memasak, mencuci, maupun mandi.
Beberapa warga menyampaikan kepada tim media bahwa tidak mampu memasang meteran di karenakan tidak mempunyai biaya. Warga juga mengatakan dulu air mengalir setiap hari, namun sekarang tiga hari tiga malam tidak mengalir, bahkan pernah hingga tujuh hari tujuh malam air mati. Akibatnya warga harus menggunakan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari.
Warga lainnya, juga mengatakan kepada media bahwa hendak memasang meteran yang baru agar mempunyai air yang layak untuk di gunakan minum maupun mandi, namun dikarenakan biaya terlalu mahal, maka warga mengurungkan niat memasang meteran air yang baru.
"Sebetulnya kami mau memasang meteran yang baru, tapi karena biayanya mahal ya tidak jadi. Ini katanya ada bantuan dari pemerintah tapi kok mahal," ujar warga.
"Dulu tidak ada meteran yang baru air tidak pernah mati sama sekali, tapi sekarang
sejak adanya meteran yang baru air yang lama selalu mati sampai 4 hari tidak hidup sama sekali. Sampai terjadi tiap hari menunggu air hujan di buat mandi selama 4 hari. Jika seperti ini terus, kami merasa susah karena kesulitan air bersih untuk mandi dan minum, " lanjutnya.
Di tempat terpisah, warga lainnya bernama Muji mengaku tidak memiliki uang namun memaksa untuk memasang meteran yang baru.
"Sempat mendapat bantuan BLT, saya buat bayar meteran yang baru 250 ribu, itupun masih kurang 320 ribu, sampai hari ini tanggal 1 Maret 2023 belum di pasang. Sedangkan uang sudah masuk 250 ribu, tapi meteran belum masuk ke rumah selama kurang lebih 2 bulan. Mungkin karena masih belum lunas kurang 320 ribu itu mas. Sedangkan warga yang punya meteran sangat lancar sekali airnya tidak pernah mati selama siang malam. Jujur sebetulnya kami ya sangat butuh dengan air bersih, karena kami ya butuh buat mandi, masak, mencuci, dan lain lain sebagainya. Ini saja saya sampai menumpang ke orang tua yang punya meteran buat mandi ataupun keperluan lainnya, " terang Muji kepada awak media.
Warga berharap agar segera ada tindak lanjut dari Pihak Desa maupun pengurus air, supaya warga juga bisa menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk mencuci, mandi, memasak, maupun kebutuhan lainnya.
Editor :Puspita