Pemimpin yang Layak Memimpin di Kota Batu, Mr. Ro : Jabatan Adalah Amanah yang Melekat di Diri Kita
MALANGRAYANEWS | BATU - Pendaftaran Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu sudah dibuka, berangkat dari hal itu, Muklas Rofiq, berpendapat siapa yang paling layak menjadi seorang pemimpin yang amanah di Kota Batu. Dalam artian jabatan adalah amanah yang melekat pada diri kita adalah, yang paling penting tanggungjawab bahwa kita itu berperan sebagai leader (pemimpin).
"Jadi, bukan apa yang terjadi kepada kamu tapi itu ketika terjadi apa yang harus kita lakukan. Jadi pola pikirnya itu dan siapapun yang jadi pemimpin mungkin Wali Kota dan siapa yang sejak SD, SMP, SMA ataupun kuliah misalnya aku bercita cita jadi Wali Kota Batu, nah itu tidak ada," terangnya, Senin (29/4/2024).
Menurutnya, sosok pemimpin yang layak jadi Wali Kota yakni, yang pertama tahu siapa dirinya siapa, kalau dia belum tahu dirinya dalam arti ambigo. Setelah itu yang dibutuhkan Batu ini apa?, Idealnya yang kepingin terjadinya kayak begini.
"Kemudian, tapi yang dilakukan dalam tindakan apa selama ini ada gap. Ya, memang kalau kita ngomong sesuatu itu idealnya kayak begini. Tapi paling tidak itu energinya ke sana sangat tinggi. Nah, selama ini ketika itu sudah idealnya begini tapi ketika banyak bukan turun Batu tapi banyak kepentingan masing - masing itu berupa konsep," tegasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwasanya dijalur nyata kalau kereta ini goldnya ke sana, tujuannya jelas. Contoh kecil satu mobil ada Bapak, Ibu dan anak (perangkat dan sebagainya) dengan tujuan berbeda berarti menerjemahkan tekat bahwa ini harus jelas, yang bahaya selama ini tidak ada benang merah diantara mereka. Sehingga menerjemahkan masing - masing itu yang harus diluruskan.
"Di dalam hal ini masalahnya bukan siapa yang menjadi pemenang , dan siapapun yang menang ayo suport. Asalkan nilai - nilai dijunjung tinggi, nilai - nilai apa? ya ke-Batuan, siapapun karena ketika dia jadi pemimpin bukan masalah kamu adalah partai ini, oke secara logika dia partai ini, tetapi secara singkat dia sudah bukan milik partai. Seni perannya harus jelas, kalau masih blundernya itu kepentingannya adalah sektoral, koen wongku (kamu orang saya), connect to. cukup tidak bisa diteruskan bagaimana mau maju," serunya.
Meski demikian, kata Mr. Ro, ini momentum untuk belajar dilevel kastemen pemerintahan ditingkat dua.
"Bagi saya kalau sekarang, kalau di Kota Batu bukan ada orang sehebat profesional ahli di situ ya, kita ngambil orang di luar Kota Batu. Tetapi kalau di Kota Batu ada kenapa tidak sih. Padahal di Kota Batu ada orang yang profesional ahli cuma yang mengoreng itu siapa? Kalau kompetensi kemampuan kesatu pendekatannya logika. Batu itu idealnya begini - begini dan tidak cukup dengan logika tetapi mereka harus memakai hati," tuturnya.
Maka dari itu, ia menambahkan, logika masuk hati dipakai, seandainya masih tidak cukup gunakan spiritual apapun bentuk agamanya.
"Karena prodak seorang pemimpin adalah keputusan. Keputusan yang sudah kita buat berdasarkam ke-Batuan yaitu, ketika realisasi kita lihat sekarang ada gap, tidak selama inikan selalu ada mis di situ. Di Kota Batu ini saya kepingin dan muncul natural leader secara alami," tandasnya.
Editor :Sunarto