Penebangan Pohon Panderman Gravity Park Viral, Jadi Perbincangan di Grup WA Guyub Rukun Warga Batu

Tangkapan layar di grup WhatsApp (WA) Guyub Rukun Warga Batu, soal penebangan pohon di Panderman Gravity Park, yang viral menjadi bahan pembicaraan publik.
SIGAPNEWS.CO.ID | BATU - Polemik soal penebangan pohon di tempat destinasi wisata downhill Panderman Gravity Park, yang berlokasi di Dusun Tuyomerto, Seruk, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu atau lebih tepatnya masih di area lingkup lereng gunung Panderman kian ramai diperbincangkan publik.
Seperti yang terpantau di grup WhatsApp (WA) Guyub Rukun Warga Batu, pun juga kian ramai menjadi bahan pembicaraan penghuni grup. Bahkan, beragam komentar pedas dan monohok juga kerap dilontarkan, itu berkaitan dengan penebangan pohon yang dimaksud, pada Kamis (2/11/2023).
Salah satunya seperti yang disampaikan Sujoko warga Jalan Abdul Gani, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu.
"Namun yang lebih penting adalah menanamkan pengertian atau pemahaman, bahwa kita tidak boleh gegabah dengan apa yang menjadi penafsiran kita, contohnya menebang pohon diranah atau Tanah Kas Desa (TKD) dan atau sejenisnya dengan berbagai kepentingan saat ini. Jadi, konkretnya jangan diartikan itu dibenarkan secara sepihak saja, sebab pihak lain juga punya dalil untuk mempertahankan keberadaan pohon-pohon tersebut, tentunya dengan berbagai alasan, dan jannganlah karena sekarang sedang berkuasa lalu seenaknya membuat kebijakan seperti itu. Ingat, pohon itu tumbuh dan menjadi besar butuh waktu puluhan tahun, lalu dengan kekuasaan sesaat mengorbankan pohon yang berumur puluhan tahun. Akankah nanti saat jabatan seseorang selesai lalu pohonnya akan tumbuh lagi? Tentu tidak kan, maka dari itu jangan menggunakan kekuasaan untuk menghalalkan perbuatannya. Apa kalau pohon itu berada di Tanah Kas Desa lalu dengan seenaknya ditebang atau menebang. Bagaimana semangat saat menanam dulu, harusnya kita malah merawat bukan membinasakan," tulis Sujoko di grup WhatsApp (WA) Guyub Rukun Warga Batu.
Dirinya menambahkan, sebagai warga masyarakat Kota Batu sangat mengkuwatirkan akan terjadinya musibah banjir bandang seperti yang terjadi pada tahun lalu di Desa Bulukerto pada 4 November 2021.
"Kita semua sebagai warga masyarakat Kota Batu harus ingat, bahwa pohon adalah filter paru dan tembok tebal untuk menjaga tanah dari ancaman bencana alam seperti tanah longsor dan juga merupakan sumber resapan air bagi bumi kehidupan mahluk hidup. Hutan lindung bisa beralih fungsi menjadi destinasi wisata selama pihak terkait bisa memperoleh izin dan juga melalui kajian-kajian seperti tentang Amndal, dan tidak harus serta merta mengorbankan pohon yang sudah berumur puluhan tahun lalu ditebang atau dikorbankan," katanya.
Dirinya mengaku tidak setuju, jika ada investor yang berinvestasi di Kota Batu untuk mengalihfungsikan hutan destinasi atau tempat wisata.
"Sangat tidak setuju, karena investor pasti berorientasi bisnis, dan bisnis pasti provit orientit, sedangkan keberadaan hutan nyata untuk kepentingan orang banyak, namun selama semua regulasi dilalui dengan benar itu tidak masalah, dan itu bisa dibenarkan untuk alasan pariwisata, karena ikon Kota Batu sebagai Kota Wisata. Seharusnya DLH harus banyak memberikan penyuluhuan, sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penghijauan, menanam pohon, merawat, memelihara agar Kota Batu tetap dingin dan sejuk.
Read more info "Penebangan Pohon Panderman Gravity Park Viral, Jadi Perbincangan di Grup WA Guyub Rukun Warga Batu" on the next page :
Editor :Puspita