Berhasil Tempuh Pendidikan S-2 di Belanda, Kelvin Warga Temas Kota Batu Diterima Bekerja di ESA

Kelvin Surya Abdi Wijaya, saat tengah wisuda S-2 di Universiteit Amsterdam (VU) Belanda.
"Bagian pemasaran program sekolah di Negara Austria, Inggris, Italia, dan China," ujarnya.
Tak hanya itu, pria kelahiran Kota Apel ini juga menguasai lima bahasa, yakni bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Cantonis, dan bahasa Cina.
Di Belanda, masih kata Kelvin dirinya menyebut, juga pernah magang di Deloitte Belfast Akuntan untuk sektor Pertambangan dan Energi (solusi logistik dan rantai pasokan Shell Nederland (Analis Harga).
"Kemudian Part-time di Vrije Universiteit Amsterdam Belanda sebagai Assisten Dosen untuk pelajaran Akkuntasi Dasar, Teori Organisasi, Kebijakan Lingkungan, Proses Bisnis dan rantai Pasokan Global, dan Dosen untuk Punilas Akademi," ujarnya.
Disinggung biaya kehidupan di Belanda tiap bulannya mencapai berapa jika dirupiahkan?
"Biaya pendidikan lebih kecil dari biaya hidup di Belanda, seperti untuk biaya pendidikan bayarnya tiap tahun ketika dirupiahkan besarannya Rp 170 juta. Untuk biaya hidup bayar kontrakan, makan dan beberapa kebutuhan lainya sekitar Rp 40 juta dalam satu bulan," paparnya.
Oleh karena itu, ia mengucapkan rasa syukur setelah berhasil menyelesaikan gelar S-2 nya di Belanda dan diterima bekerja di Antariksa Eropa.
"Terimakasih kepada Allah SWT dan kedua orangtua saya, Bismillah bulan depan mulai masuk di lingkungan baru tempat kerja dimana saya sudah diterima di ESA," pungkasnya.
Sekadar diketahui, ESA adalah organisasi internasional dengan 22 negara anggota.
Lini aktivitas terbesar ESA, program Pengamatan Bumi, mengembangkan teknologi dan aplikasi lintas ruang angkasa mutakhir untuk lebih memahami planet ini dan lingkungannya serta meningkatkan kehidupan sehari-hari.
Read more info "Berhasil Tempuh Pendidikan S-2 di Belanda, Kelvin Warga Temas Kota Batu Diterima Bekerja di ESA" on the next page :